Para pecinta olahraga ekstrem pasti pengen banget coba yang namanya kegiatan menuruni tebing. Iya, rappelling namanya. Aktivitas ini beda dengan panjat tebing. Bedanya kalau rappeling itu olahraga menuruni tebing, sementara panjat tebing, kegiatan yang penuh tantangan untuk sampai ke atas tebing.

Bisa dibilang, rappelling ada dua kategori. Rappeling lambat dan rappeling cepat. Biasanya, kalau rappeling cepat itu untuk latihan militer. Nah, kalau rappeling lambat itu buat para traveler yang gemar memacu adrenalin. Termasuk ingin menikmati alam selama proses turun tebing.
Nggak mudah untuk bisa turun tebing terjal. Lo harus punya bekal teknik-teknik dasarnya. Salah satunya walk off. Teknik ini adalah berjalan mundur karena kegiatan ini menuruni tebing. Butuh konsentrasi tinggi untuk berhasil sampai ke permukaan tanah.
Nggak cuma itu aja bro, teknik rappelling bisa dibilang bergantung dari alat yang dipakai. Tali karmantel dipakai untuk jalur lintasan dan juga untuk bergelantungan. Untuk bisa turun, pemanjat memakai gaya berat badan dan juga gaya tolak kaki pada tebing sebagai pendorongnya. Sementara untuk menjaga keseimbangan pendaki akan menggunakan tangan untuk mengatur kecepatan menurun.
Kalau tertarik buat coba rappelling, di Indonesia banyak kok spot-spot yang cocok buat kegiatan turun tebing. Simak ulasannya bro.
Gua Ngingrong
Image source: inisayadanhidupsaya.wordpress.com
Goa Ngingrong di Wonosari Gunung Kidul Yogyakarta merupakan tempat wisata buat para pecinta olahraga ekstrem. Di sana lo bisa menikmati keindahan goa dan menjajal wahana flying fox.
Ngirong disebut-sebut goa yang sangat besar, untuk melihat mulut gua, lo harus menuruni lembah karst dengan lereng bukit yang curam. Kalau tidak turun ke bawah, para pengunjung hanya melihat hamparan alam dan hutan di atas batu karang yang alami.
Untuk sampai ke bawah, lo bisa menjajal wahana flying fox tadi dan rappelling. Kalau sudah sampai di mulut gua, nuansa alam bakal sangat terasa. Perjalanan lelah naik turun bukti hilang dalam sekejap.
Air Terjun Gitgit
Image source: Anything Bali
Air Terjun Gitgit, Buleleng menjadi lokasi yang paling tepat untuk mencoba rappelling. Lo yang mau coba nggak usah khawatir karena kegiatan ini selalu didampingi pemandu profesional. Tapi perlu diingat teknik-tekniknya ya.
Sebagian besar agen yang menyediakan aktivitas rappelling akan memberi pengarahan lebih dulu ke kalian sebelum terjun ke lapangan. Meski terkesan menyeramkan, sensasi menuruni air terjun setinggi 22 meter ini memberi pengalaman yang tak akan kalian lupakan.
Tebing Pantai Siung
Image source: Reynold Sumayku/National Geographic
Pantai Siung juga menawarkan tebing-tebing yang bisa digunakan untuk kegiatan ekstrem rappelling dengan lokasi yang bervariasi. Di sana, rata-rata tinggi tebingnya sekitar 15 meter dengan jenis batuan karst. Menariknya lagi, rappeling di tebing pantai Siung ini bisa sekaligus menikmati pemandangan laut yang eksotis.
Keberadaan batu karang menjadi ciri khas Pantai Siung. Bentuk batu karang raksasa menyerupai gigi kera atau ciung wanara. Karena itulah, pantai disebut dengan Pantai Siung.
Lembah Harau
Image source: padangkita.com
Taman Wisata Lembah Harau dahulunya merupakan bagian dari Cagar Alam Lembah Harau. Lembah ini diapit dua buah bukit terjal yang terdiri dari beberapa komplek pemanjatan. Ada puluhan jalur yang dapat dipanjat sebagai sarana rock climbing. Nggak cuma panjat tebing ya, rappeling juga bisa dilakukan di Lembah Harau.
9 COMMENTS