Sudah dengar kabar kalau masyarakat Suku Baduy melayangkan surat terbuka untuk Presiden Joko Widodo, bro? Konon surat tersebut merupakan permintaan agar menghapuskan kawasan adat Baduy sebagai destinasi wisata. Kira-kira apa alasan masyarakat Suku Baduy nggak mau dikunjungi wisatawan lagi, ya? Simak ulasan lengkapnya berikut ini!

Pada 6 Juli lalu, masyarakat Suku Baduy melayangkan surat untuk Presiden Joko Widodo agar menghapuskan kawasan adat Baduy sebagai destinasi wisata dan menggantinya sebagai cagar budaya. Keputusan tersebut disampaikan oleh Lembaga Adat Baduy dalam pertemuan di Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten.
Nah, dalam surat terbuka tersebut konon berisi permohonan agar pemerintah dapat membantu menghapus citra satelit yang ada pada mesin pencarian Google atau menjadi restricted area. Mau tau apa alasan mengapa Suku Baduy meminta hal tersebut? Berikut alasannya!
Kuatnya Arus Modernisasi
Alasan pertama adalah Suku Baduy melihat bahwa tantangan melawan kuatnya arus modernisasi yang dibawa para wisatawan dianggap terasa semakin berat bagi para tokoh adat, dalam menanamkan aturan adat yang berlaku. Hal ini juga akhirnya membuat para tetua adat khawatir tatanan nilai adat akan runtuh pada generasi berikutnya.
Banyak Pedagang dari Luar Baduy yang Berdatangan
Image source: faktualnews.co
Alasan lain mengapa masyarakat Suku Baduy nggak mau dikunjungi wisatawan adalah mulai banyaknya pedagang yang masuk ke Baduy. Padahal masyarakat Suku Baduy ingin agar wilayah mereka tetap tertutup.
Saat ini, banyak pedagang dari luar Baduy yang berdatangan ke dalam, sebagian besar pedagang tersebut menjual produk makanan dan minuman kemasan plastik. Hal itu pun dianggap mendatangkan persoalan baru.
Tercemarnya Lingkungan Akibat Ulah Wisatawan
Nggak hanya para pedagang makanan dan minuman yang menjadi persoalan baru, terlalu banyak wisatawan yang datang ke Baduy pun membuat banyak dari mereka nggak mengindahkan dan menjaga kelestarian alam. Ditemukan banyak sampah plastik yang dibuang sembarangan sehingga mencemari lingkungan Suku Baduy.
Hal ini juga yang akhirnya membuat banyak tatanan dan tuntutan adat mulai terkikis dan tergerus oleh persinggungan tersebut. Jangan jadi wisatawan yang seperti ini ya, bro!
Banyak Wisatawan Mengambil Foto Secara Diam-diam
Karena banyaknya wisatawan yang berkunjung ke wilayah Baduy, membuat berbagai area yang ada di sana pun akhirnya terekspose. Padahal, banyak area di sekitar wilayah Baduy yang disucikan, bro. Oleh karena itu, masyarakat Suku Baduy meminta agar foto-foto di wilayah Baduy yang disucikan dapat dihapus dan dijaga agar nggak tersebar.
Ketenangan Suku Baduy yang Terusik
Masifnya eksploitasi wilayah Baduy yang disebarluaskan di media sosial juga akhirnya membuat masyarakat Suku Baduy mulai terusik, bro. Terlebih, kawasan adat Suku Baduy Dalam melarang keras masuknya modernisasi dan lekat dengan kesederhanaan.
Ketenangan dari masyarakat Suku Baduy terusik karena foto-foto kawasan Baduy yang menggambarkan aktivitas sehari-hari mereka sudah tersebar luas di internet. Bahkan, seperti yang diketahui, siapa pun bisa dengan mudah mencari informasi tentang Suku Baduy di internet.
Kalau dilihat dari alasan-alasan mengapa masyarakat Suku Baduy nggak mau lagi dikunjungi oleh wisatawan, penyebab hal itu kebanyakan dari ulah para wisatawan itu sendiri ya, bro. Maka dari itu, jika berkunjung ke destinasi yang masih memegang teguh adat istiadat, jangan sampai merusak atau mengusiknya ya, bro! Selalu patuhi aturan yang ada dan jangan sampai mengganggu kelestarian alam sekitar!
13 COMMENTS